Langsung ke konten utama

Kenyataan Yang Sering Diabaikan

Setiap hari tentu manusia memiliki masalah, masalah ekonomi, percintaan, pendidikan dan sebagainya.

Namun tak jarang permasalahan yang belum terselesaikan menjadikan seseorang untuk mengakhiri hidup secara tak wajar.

Menurut data WHO, setiap 40 detik di dunia ada orang yang meninggal karena bunuh diri.

Contoh kasus baru-baru ini aku mendengar dari teman di kampus lain bahwa ada temannya yang bunuh diri karena depresi tidak lulus skripsi. Memang skripsi bukan hal mudah dilakukan, namun sayang, ia memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri walaupun sebenarnya ia masih punya harapan untuk hidup lebih baik dan lulus.

Masalah bunuh diri kian meningkat di tahun 2017. Tidak banyak orang yang benar-benar selamat dari percobaan bunuh diri.

Into The Light Indonesia Suicide Prevention Community for Advocacy, Research, and Education (SP-CARE) atau yang biasa dikenal Into The Light Indonesia hadir untuk membantu orang-orang yang memiliki atau sedang mengalami penurunan kesehatan pada mental dan jiwa juga membantu orang-orang untuk mencegahnya bunuh diri.

Into The Light Indonesia dibentuk pada Mei 2013 oleh Benny Prawira. Into The Light Indonesia telah banyak melakukan kerja sama dengan berbagai universitas, komunitas lokal, organisasi kemasyarakatan, kementerian, dan juga organisasi lainnya di tingkat nasional dan internasional yang memiliki perhatian dan kepedulian yang sama.

Visi daripada Into The Light Indonesia adalah "Menumbuhkan kepedulian masyarakat, khususnya remaja, dalam isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri di Indonesia"

Adapula misinya adalah,

1. Melakukan kampanye untuk meningkatkan kepedulian mengenai isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri kepada masyarakat Indonesia.
2. Melakukan edukasi mengenai isu kesehatan jiwa dan pencengahan bunuh diri kepada masyarakat Indonesia.
3. Melakukan penelitian dan pengembangan yang terkait dengan kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri di Indonesia.
4. Membangun kerjasama dengan organisasi nasional dan internasional untuk kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri.

Into The Light Indonesia meluncurkan berbagai program diskusi publik, pelatihan, kampanye dan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengurangi stigma bunuh diri dan meningkatkan pencarian bantuan. Seluruh program kami melibatkan partisipasi dari kelompok penyintas dan orang muda dengan basis bukti ilmiah dan hak asasi manusia.

Berikut kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh Into The Light Indonesia,

1. Juni 2013 – Agustus 2013, dilakukan rekrutmen terbuka untuk kepanitiaan seminar Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Ketika seminar mulai dipublikasikan, terdapat beberapa penyintas percobaan bunuh diri yang menjangkau dan berbagi kisah mereka.

2. Seminar pertama Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2013 (World Suicide Prevention Day) yang diadakan pada 7 September 2013. Diselenggarakan dengan adanya kerja sama dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Setelah acara berakhir, panitia memutuskan untuk mendirikan komunitas Into The Light Indonesia agar dapat memberikan lebih banyak program yang akan meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri secara berkesinambungan ke masyarakat.

3. International Survivors of Suicide Day (23 November 2013)
Into The Light Indonesia menyelenggarakan peringatan Hari Penyintas Kehilangan Bunuh Diri Internasional  

4. Kolaborasi Internasional Pertama (10-13 September 2014)
Into The Light Indonesia melakukan kolaborasi pertama dengan lembaga internasional. Pada World Suicide Prevention Day - 10 September 2014, video profil Into The Light Indonesia ditampilkan dalam acara yang diselenggarakan Grassroot Suicide Prevention United Kingdom, di Inggris.  

5. Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan (15 September 2014)
Into The Light Indonesia juga untuk pertama kalinya, mengisi sesi mengenai program komunitas untuk pencegahan bunuh diri remaja bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.



6. Webinar AFIRMASI (Agustus 2015)
Into The Light Indonesia memperingati Bulan Kesehatan Jiwa Minoritas untuk pertama kalinya di Indonesia, melalui webinar Aneka Forum Informasi Indonesia (AFIRMASI) melalui media sosial Facebook.

7.  "Dawn of Lightbringers" dan "Rise and Shine" (2016)
Into The Light Indonesia ingin lebih serius berkomitmen untuk membentuk orang muda baru yang lebih peka dan tanggap terhadap isu pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa, serta menciptakan sistem rekrutmen yang lebih berkesinambungan.

8. 29 Februari – 4 Maret 2016
Into The Light Indonesia mengikuti kursus “Leadership for Mental Health System Development in Indonesia” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) serta Global and Cultural Mental Health Unit, Center for Mental Health, School of Population and Global Health, University of Melbourne, Australia.

9. Di tahun 2017, Into The Light Indonesia menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas, saat Into The Light Indonesia menjadi narasumber atau pemberi materi dalam seminar dan kuliah umum mengenai pencegahan bunuh diri, serta diliput oleh media massa besar.

10. Into The Light di Australia (Maret 2018)
Pada 26 Februari – 7 Maret 2018, Into The Light Indonesia mengikuti program pelatihan “Transform Leadership Program for The Prevention of NCDs in Indonesia”, hasil kerjasama Australian Indonesian Centre - Health Cluster, University of Melbourne, dan The Royal Children’s Hospital, Melbourne.

Itulah yang dapat disampaikan mengenai Into The Light Indonesia. Informasi lengkap dapat mengunjungi website Into The Light Indonesia di www.intothelightid.org.

Mari kita selalu jaga dan perhatikan sekeliling kita dan diri kita sendiri agar terbebas dari depresi dan keinginan untuk bunuh diri. Dan jangan sungkan untuk bercerita kepada orang yang dipercaya apabila ada masalah juga mari kita jangan jadi beban untuk teman-teman kita melainkan jadilah orang yang selalu ada disamping mereka. 

Sekian dan terima kasih bagi yang sudah mau membaca. God loves you!












-Melly Sukmawati Sutedjo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kakak Gamaliel dan Audrey Tapiheru "GAC"

Christofer Cornelisha Tapiheru atau yang biasa dikenal dengan nama Christofer Tapiheru adalah seorang anak sulung dan kakak laki-laki dari Ina Tapiheru, Gamaliel Tapiheru dan Audrey Tapiheru. Ganaliel dan Audrey adalah pelantun lagu "Bahagia" dari GAC. Biasa aku memanggilnya Kak Christo. Aku kenal Kak Christo sejak Desember 2014, dimana ia adalah seorang pembina dari komunitas rohani di gerejaku, MASTERplan Youth. Awal kenal Kak Christo, dia orangnya sangat ramah dan aku selalu tersentuh kalau dia sedang kotbah. Dengan kata-kata yang menyentuh perasaan dan menyayat hati juga. Dibawakan dengan ciri khasnya yang kotbah dengan kata-kata yang ngena banget. Kak Christo telah menikah dengan seorang perempuan bernama Angeline Loveliani Chandradinata yang adalah kakak dari Rendy Adiputra Chandradinata. Dikaruniai dua orang anak bernama Dustin Vayikra Tapiheru dan Davar Lionel Tapiheru. Ayahnya adalah seorang pendeta bernama Pdt George Tapiheru dan Ibunya seorang mantan penyan...

Komunitas Penyakit Langka

Di dunia ini ada banyak masalah kesehatan, mulai dari kesehatan yang ada obat dan yang belum ada obat, juga kesehatan yang masalahnya ringan dan juga berat. Adapula orang-orang yang Tuhan izinkan mengalami adanya penyakit langka dalam dirinya. Penyakit biasa saja kadang orang sudah susah payah menyembuhkannya dan menjaga hidupnya mati-matian apalagi yang penyakit langka. Masih banyak penyakit langka yang belum didiagnosis ataupun ditemukan obatnya, hal ini menyebabkan pasien penyakit langka dan keluarganya menghadapi berbagai masalah sehingga menurunkan kualitas dan harapan hidup pasien berserta keluarganya Yayasan MPS dan Penyakit Langka Indonesia hadir bagi para penderita juga keluarga yang memiliki penyakit langka. Yayasan MPS dan Penyakit Langka Indonesia merupakan organisasi non-profit yang diresmikan pada bulan Maret 2016. Yayasan ini terbentuk setelah diselenggarakannya “Indonesia Rare Disease Day” untuk pertama kalinya pada tanggal 29 Febuari 2016. Yayasan in...

Peduli Dengan Anak Jalanan? Ini Komunitasnya.

Anak jalanan kerap kali dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Bukan anak jalanan sinetron ya, tapi anak jalanan yang tinggal di jalan dan tidak miliki tempat tinggal. Mungkin masih ada yang peduli dengan mereka tapi tidak banyak. Anak jalanan dinilai tidak berharga, tidak punya masa depan, dan sebagainya. Padahal anak-anak jalanan ini masih memiliki harapan hidup lebih baik apabila ada orang-orang yang mau membimbing dan mengasihi mereka sepenuh hati. Salah satunya komunitas Save Street Child. Save Street Child berawal dari gerakan di media massa oleh Shei Latiefah. Gerakan ini berkembang menjadi sebuah organisasi independen yang mempersiapkan anak-anak yang memiliki pendidikan minim. supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa. Dengan adanya bekal yang baik yaitu, Pendidikan dan Menjadi Teman Baik bagi mereka. Save Street Child, mengelola kelas-kelas belajar gratis yang dijalankan oleh tim pengajar yang berdedikasi dan memiliki kepekaan dan cinta dalam mendiidik maupun be...